Bagikan

LensaDigital.id– Kurang lebih pada bulan Agustus beberapa tahun yang lalu, Sony mengumumkan beberapa kamera mirrorless bersensor APS-C nya dan kini memiliki 6 model yakni: A6000, A6100, A6300, A6400, A6500 dan A6600.

Kesemuanya memiliki sensor APS-C dengan resolusi 24MP, dan fisik yang sekilas mirip, tapi memiliki fitur yang berbeda. Bermula dari Sony A6000, keluaran tahun 2014, kamera ini masih diproduksi dan dijual dengan harga yang cukup ekonomis (Rp 7.5 jt dengan lensa kit 16-50mm).

Sony A6100 (2019) bisa dianggap penerus A6000 yang ditujukan ke fotografer pemula/hobbyist karena memiliki konsep yang sama. Peningkatannya diantaranya sistem autofokus yang jauh lebih cepat (face, eye detection), warna yang lebih baik, layar LCD touchscreen dan bisa dilipat ke atas untuk selfie/vlogging dan mampu merekam video 4K. Untuk memudahkan transfer ke ponsel, A6100 sudah dilengkapi bluetooth. Kekurangannya, body kamera ini bukan dari logam magnesium alloy dan tidak weathershield. Jendela bidiknya pun resolusinya sama dengan A6000, belum ada peningkatan seperti A6400. Harganya sepertinya sekitar Rp 10 juta.

Sony A6300 (2016) ditempatkan diatas A6000, dengan kelebihan mampu merekam 4K dan memiliki picture profile S-Log Gamma dan jendela bidik 2 juta titik (lebih baik daripada A6000 & A6100 yang hanya 1.4 juta titik, tapi model ini telah didiskontinu produksinya dan digantikan dengan A6400.

Sony A6400 (2019) Menggantikan A6300 dan menambahkan fitur-fitur yang disukai oleh content creator/vlogger enthusiasts seperti layar LCD touchscreen yang bisa dilipat ke atas untuk selfie/vlogging dan mampu merekam video 4K dengan S-Log Gamma. Sistem autofocusnya sudah mendukung face-eye tracking yang cepat dan lebih baik daripada A6300/A6500. Harga saat launching Rp 13 juta body-only.

A6400

A6400

Sony A6500 (2016) Spesifikasinya mirip dengan A6300 yang dirilis di tahun yang sama, bedanya A6500 memiliki built-in stabilizer (Steadyshot). Keuntungan yang unik dari A6500 adalah buffer (nafas) yang lebih panjang untuk foto berturut-turut sehingga lebih cocok untuk fotografi sports dan wildlife. Harga terakhir Rp 14 juta body-only.

 

A6500

A6500

Sony A6100 (2019) bisa dianggap penerus A6000 yang ditujukan ke fotografer pemula/hobbyist karena memiliki konsep yang sama. Peningkatannya diantaranya sistem autofokus yang jauh lebih cepat (face, eye detection), warna yang lebih baik, layar LCD touchscreen dan bisa dilipat ke atas untuk selfie/vlogging dan mampu merekam video 4K. Untuk memudahkan transfer ke ponsel, A6100 sudah dilengkapi bluetooth. Kekurangannya, body kamera ini bukan dari logam.

A6100

Sony A6300 (2016) ditempatkan diatas A6000, dengan kelebihan mampu merekam 4K dan memiliki picture profile S-Log Gamma dan jendela bidik 2 juta titik (lebih baik daripada A6000 & A6100 yang hanya 1.4 juta titik, tapi model ini telah didiskontinu produksinya dan digantikan dengan A6400.

Sony A6400 (2019) Menggantikan A6300 dan menambahkan fitur-fitur yang disukai oleh content creator/vlogger enthusiasts seperti layar LCD touchscreen yang bisa dilipat ke atas untuk selfie/vlogging dan mampu merekam video 4K dengan S-Log Gamma. Sistem autofocusnya sudah mendukung face-eye tracking yang cepat dan lebih baik daripada A6300/A6500. Harga saat launching Rp 13 juta body-only.

Sony A6500 (2016) Spesifikasinya mirip dengan A6300 yang dirilis di tahun yang sama, bedanya A6500 memiliki built-in stabilizer (Steadyshot). Keuntungan yang unik dari A6500 adalah buffer (nafas) yang lebih panjang untuk foto berturut-turut sehingga lebih cocok untuk fotografi sports dan wildlife. Harga terakhir Rp 14 juta body-only.

 

A6600 (2019) memiliki fitur yang terlengkap dibanding model dibawahnya, dan bisa dibilang penerus A6500 karena juga memiliki IBIS/steadyshot. Peningkatannya cukup banyak, yaitu sistem autofokus yang lebih baik dan layar LCD yang bisa dilipat kedepan untuk selfie/vlogging.

Perbedaan A6600 dari model sebelumnya adalah baterai yang digunakan yaitu seri Z (NP-FZ100) yang digunakan di kamera Sony full frame generasi ke-3. Kapasitasnya kurang lebih 2.5 kali lipat daripada yang digunakan di seri A6000 lainnya. Selain itu, A6600 punya headphone jack untuk monitoring audio.

Sayangnya, A6600 tidak punya buffer sebesar A6500, tidak punya built-in flash dan mode Panorama. Harga A6600 juga yang paling tinggi yaitu $1400 atau sekitar Rp 19jt.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Sony A6100, A6400 dan A6600 (2019) yang memiliki fitur paling mutakhir di tahun 2019. Bisa dibilang mereka adalah generasi ke-2 dari A6000, A6300 dan A6500. Bagi fotografer penghobi yang budgetnya terbatas, Sony A6100 sudah cukup baik, sedangkan untuk content creator seperti videografer, A6400 atau A6600 lebih cocok.

Menurut saya, yang paling worthed adalah Sony A6400, tapi untuk heavy duty user atau profesional, Sony A6600 paling cocok karena lebih tahan banting, fiturnya lebih komplit & baterainya lebih awet.