LensaDigital.id-Lensa fix tidak dipungkiri jika masih menjadi lensa yang penting dan terus dicari banyak fotografer, meski era lensa zoom sudah begitu memudahkan dan memanjakan fotografer modern.
Salah satu alasan kenapa lensa fix tetap dicari adalah karena punya bukaan aperture yang lebih besar daripada lensa zoom, yang memungkinkan pemakaian shutter speed lebih cepat, sehingga kerap disebut lensa cepat.
Belakangan ini semakin marak lensa fix yang berhasil dibuat dengan bukaan ekstra besar, misal f/1.2 bahkan f/1 yang bikin penasaran apakah lensa semacam ini akan tajam? Lalu seperti apa bokehnya? Bisakah lensa fix bukaan besar seperti ini menghasilkan foto yang tajam sekaligus bokehnya lembut?
Sebelum masuk dan menjawab kesana, kita ingat lagi kalau lensa fix bukaan besar, banyak juga yang memakai aperture dengan bukaan maksimal ‘hanya’ f/1.8 atau f/2 dan lensa semacam ini kerap dikaitkan dengan segmen ekonomis. Untuk kebutuhan profesional, tersedia lensa yang bukaannya sekitar 1 stop lebih besar lagi yaitu lensa-lensa fix dengan bukaan f/1.4. Bagi profesional, benefit 1 stop itu signifikan, misal yang tadinya harus motret dengan ISO 6400, jadi bisa pakai ISO 3200 yang lebih rendah noisenya. Tapi bagaimana bila memotretnya siang hari yang terang? Lensa bukaan besar seperti f/1.4 tetap diminati karena bokehnya yang lebih blur, sehingga nampak lebih punya karakteryang unik.
Sayangnya mendesain lensa yang bukaan besar sekaligus tajam pada bukaan maksimal (tidak di stop down), bukan perkara mudah. Dulu banyak pengguna yang baru pertama mencoba lensa fix yang bukaan besar, misal lensa 50mm f/1.4
Terkadang menjadi sebuah pertanyaan, mengapa pada bukaan f/1.4 hasil fotonya tidak begitu tajam.
Untungnya lensa masa kini, dengan terobosan teknologi komputerisasi optik yang lebih baik, bisa membuat lensa yang lebih ideal (walau harganya jadi lebih tinggi).
Menyadari mereka mampu membuat lensa yang lebih tajam, produsen lensa mulai berusaha membuat lensa yang lebih besar lagi bukaannya, misal lensa Fuji XF 50mm f/1.0 (untuk APS-C, seharga 20 jutaan) yang kami coba. Alhasil, ketajaman di f/1 memang tidak yang sangat tajam, tapi menurut saya sudah sangat baik mengingat bukaan f/1 adalah tantangan besar bagi produsen lensa.
Ada juga lensa fix bukaan besar yang tajam sekali, pada bukaan maksimal sekaligus memiliki bokeh yang lembut, misal pada Canon RF 50mm f/1.2.
Wajar dengan harga segitu, bisa didapat dua hal sekaligus, yaitu tajam dan bokeh.
Lensa dengan bukaan besar lebih pada kebutuhan spesifik saja, dan belum tentu praktis saat dipakai.
Lensa yang sering menjadi rujukan adalah untuk, pertama bokeh, dan kedua light gathering ability. Lensa fix bukaan besar yang murah, dengan kualitas ketajaman yang kurang di bukaan maksimal, tetap bisa jadi pilihan. Pada produk lensa Yongnuo 50mm f/1.4 untuk Canon DSLR, yang memang kurang tajam pada bukaan f/1.4.
Belakangan ini ada lensa 7Artisans yang membuat lensa 25mm dengan bukaan f/0.95 manual fokus yang juga bisa diduga hasil fotonya kurang tajam bila tidak di stop down.
Memiliki lensa bukaan ekstra besar tidak ada salahnya juga kok, jaga-jaga saja siapa tahu akan motret di tempat kurang cahaya, atau perlu foto potret yang bokeh sekali. Lagipula tidak semua foto juga harus yang super sharp kan.
Terkadang softness dan itu berasal dari lensa, dan itu bisa memberi karakter dan keunikan sendiri dari sebuah foto.
Nah, dari pertimbangan teknis seperti dijelaskan di atas tadi, kamu memilih bokeh atau pilih ketajaman?