Bagikan

Sekilas secara fisik bodi kamera Canon Canonet GIII QL-17 mirip dengan Leica. Jika dilihat secara seksama, ada perbedaan mencolok dengan kamera produk Jerman tersebut.  Kamera jenis rangefinger pabrikan Jepang ini cukup ramah dikantong dan direkomendasikan bagi fotografer pemula.

Sejarah seri Canon Canonet 

Sejak didirikan pada tahun 1937, Canon terus membentuk lini produksinya agar sesuai dengan keinginan para amatir dan profesional. Namun pada pertengahan abad ke-20, merek tersebut menemukan hal baru, yaitu fotografer kasual. Fotografer yang menyukai dunia fashion secara bebas, tidak berkesan formal.

Beranjak dari sinilah industri kamera menjadi gempar. Mengetahui Canon, produsen kamera kelas atas tersebut, akan memperkenalkan kamera format 35mm kelas menengah ini, dengan harga kurang dari 20.000 yen. Launching ini langsung membuat stok selama seminggu terjual habis hanya dalam dua jam. Itulah awal dari booming kamera Canonet.

Seri QL Canon berasal dari era pertama compact film premium. Kamera Canonet ditujukan bagi pengguna yang mencari hasil pemotretan sesuai dengan perlengkapan profesional tanpa harus dibebani perlengkapan fotografi yang berat dan rumit.

Di pertengahan tahun 60-an hingga akhir 70-an, seri Canonet Canon menjadi pilihan utama. Sementara seri GIII  saja terjual lebih dari 1,2 juta unit.

Semua kamera yang bertanda “GIII” adalah bagian dari rilis generasi ketiga. Dan inilah produksi terakhir dari seri kamera Canonet. Yang membingungkan adalah, generasi sebelumnya tidak ditandai dengan kode tersebut. Namun seperti yang diharapkan, bahwa Canon akan meningkatkan penawaran mereka terlebih dahulu. Sebelum akan beralih ke produk kamera, dengan tingkat pengukuran eksposur yang lebih kecil dan sensitive.

Khususnya, produsen Canon melakukan upaya besar untuk memastikan bahwa nilai produk mereka meningkat. Canonet QL17  GIII dijual seharga 29.000¥ pada tahun 1972. Namun pada tahun 2022, sebagian besar produk Canonets bekas harganya kurang dari $200 atau sekitar 2 jutaan.

Panduan Menggunakan Kamera Canonet dengan Benar

Canonet GIII QL-17

Canonet GIII QL-17

Jika kamu berniat ingin memiliki kamera vintage yang harga bekasnya kurang dari 2jutaan ini, ada sejumlah hal yang perlu diketahui. Mengapa demikian? Tentu saja, karena kondisi fisiknya yang sudah tak lagi fit seperti sedia kala.

Dengan begitu, berikut adalah panduan memakai kamera Canonet dengan baik dan benar agar Anda bisa memaksimalkan hasil jepretan dari salah satu kamera vintage era 60-an ini.

1. Cara memasang roll film pada Canonet

Memasang Film Canonet GIII QL-17

Memasang Film Canonet GIII QL-17

Terdapat penandaan atau indicator berupa dua garis merah vertikal yang bergerak dari kiri ke kanan dalam bidang kotak persegi panjang kecil. Indikasi ini akan berjalan, seiring roll film bergerak maju. Jika indicator ini tidak bergerak, artinya tidak ada film di kamera atau terdapat kesalahan pada perforasi film. Sebuah inovasi kecil namun signifikan untuk membantu menghindari kesalahan dalam pemotretan.

Mekanisme QL Canon membuat pemasangan roll film lebih aman dan lebih cepat karena tidak perlu memotong lead film. Hanya dengan cara mensejajarkan lead film dengan tanda garis oranye yang terletak di sebelah kanan bawah pada ruang film.

Seperti halnya kamera modern lain, sistem QL akan menghilangkan sekitar 4 frame sebelum melepas kunci rana dan pada jepretan awal. Hal ini untuk memastikan bahwa bingkai atau frame pertama tidak terpotong atau terbuang. Namun sebenarnya, fotografer tetap mendapatkan 36exp karena 4 frame sesungguhnya adalah bonus exposure ekstra. Dari dalam 40 frame dari gulungan film yang ditandai sebagai 36 frame.

 

Indikator Canonet QL-17

Indikator Canonet GIII QL-17

2. Pengecekan Lightmeter

Sebelum melakukan pemotretan objek, perlu dilakukan pengecekan lightmeter, kaitannya dengan kebutuhan pencahayaan saat pemotretan. Namun, kebutuhan tenaga yang dibutuhkan untuk menggunakan lightmeter, didukung dengan adanya baterai sebagai pendorong lightmeter.

Akan tetapi, dalam kondisi tanpa baterai pun , QL17 tetap berfungsi dengan baik sebagai kamera mekanik.

3. Langkah penggunaan tuas penggerak film

Kamera ini adalah produk terbaik dalam mode manual, meski pengukuran cahayanya tidak terlalu canggih.

Saat tuas penggerak film pada QL17 kembali ke posisi setengah aktif, terdapat jarak ruang antara tuas dan badan kamera untuk ibu jari kanan kita. Posisi ini merupakan upaya penguncian tuas penggerak film. Sehingga ini sekaligus berfungsi sebagai pengamanan sebelum pemotretan.  Upaya ini sebagai awal penciptaan motor drive yang nantinya akan diperkenalkan pada kamera film analog.

Tuas Canonet GIII QL-17

Tuas Canonet GIII QL-17

4.Jendela pengintai/ jendela bidik

Selanjutnya kita dapat membidik objek melalui jendela bidik (viewfinder). Pada Canonet QL17, nampak garis berwarna terang dan indikator eksposur, nampak terlihat  jelas dalam  viewfinder. Bahwa indikator eksposur hanya berfungsi pada saat kamera dalam mode “Otomatis”.

Jendela Bidik Canonet GIII QL-17

Jendela Bidik Canonet

5.Mode pemotretan “Otomatis” pada Canonet QL17

Cara ini sangat membantu disaat tidak menggunakan pengukur cahaya luar atau external. Setelah diaktifkan dengan menggerakkan ring diafragma ke posisi “A”.  Kamera akan menunjukkan apertur mana yang akan dipilihnya pada jendela bidik (viewfinder). Jika melakukan pemotretan di luar jangkauan, fungsi A tersebut tidak akan berfungsi.

Sensor cahaya terletak di sebelah lensa, di bawah ulir filter 40mm. Berkat penempatan tersebut, QL17 akan mengkompensasi eksposure terukurnya dengan benar di setiap menggunakan filter.

6. Baterai Canon Canonet dan penggantinya

Canonet QL17 GIII Canon saat itu menggunakan baterai 1.35V M20 yang kini sudah tidak diproduksi lagi sebab masih berbahan merkuri.

Pengecekan baterai QL17 sulit dilakukan, ketika pengukur cahaya (lightmeter) pada kamera tidak dapat diandalkan.  Jika lightmeter berfungsi, maka harus benar-benar dipastikan pengaturan kecepatan film (shutter speed) yang tertera pada lensa.

Karena perbedaan dari jenis baterai yang digunakan, maka harus diupayakan menggunakan seri baterai LR44, namun berakibat tidak sesuai dengan posisi letak baterai. Perbedaan voltage ini juga berimbas pada kepekaan cahaya (ASA /DIN/ISO) yang dibutuhkan saat pemotretan. Oleh sebab itu kepekaan cahaya (ASA /DIN/ISO) harus dilakukan pengaturan ulang. Misalnya, menyetel ulang film pada ISO 100, atur ISO ke 25 atau 50.

Baterai Canonet

Baterai Canonet

Dari langkah-langkah yang bisa kita lakukan tersebut, maka kita dapat memulai melakukan pemotretan objek yang Anda inginkan.

Demikian panduan lengkap seputar penggunaan kamera vintage Canonet GIII QL17. Semoga bermanfaat.